Tanggal 8 april 2015 Mata Kuliah ICT
Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Pembelajaran Kelompok Bermain
Anggapan
bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah dasar yaitu usia tujuh
tahun ternyata tidaklah benar. Bahkan pendidikan yang dimulai pada balita usia prasekolah
(4 – 6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat. Hasil penelitian di bidang
neurologi yang dilakukan Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari
Universitas Chicago, Amerika Serikat (Diktentis, 2003: 1), mengemukakan bahwa
pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0 – 4 tahun mencapai 50%, hingga
usia 8 tahun mencapai 80%. Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak
mendapatkan rangsangan yang maksimal maka otak anak tidak akan berkembang
secara optimal. Pada dasawarsa kedua yaitu usia 18 tahun perkembangan jaringan
otak telah mencapai 100%. Oleh sebab itu masa kanak-kanak dari usia 0 – 8 tahun
disebut masa emas (Golden Age) yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan
kehidupan manusia sehingga sangatlah penting untuk merangsang pertumbuhan otak
anak dengan memberikan perhatian terhadap kesehatan anak, penyediaan makanan sehat dan bernutrisi, dan pelayanan
pendidikan.
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif dan ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan dan karena itu perlu dipupuk sejak dini. Bila bakat kreatif anak tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan.
Melalui proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak yaitu melalui bermain, diharapkan dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya untuk pengembangan diri sejak usia dini
Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak memiliki bakat kreatif dan ditinjau dari segi pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan dan karena itu perlu dipupuk sejak dini. Bila bakat kreatif anak tidak dipupuk maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan.
Melalui proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak yaitu melalui bermain, diharapkan dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya untuk pengembangan diri sejak usia dini
Dalam
proses pembelajaran di kelompok bermain, kreativitas anak dirangsang dan
dieksplorasi melalui kegiatan bermain sambil belajar sebab bermain merupakan
sifat alami anak. Diungkapkan oleh Munandar (2004: 94) bahwa penelitian
menunjukkan hubungan yang erat antara sikap bermain dan kreativitas. Namun,
jelas Froebel (Patmonodewo, 2003: 7), bermain tanpa bimbingan dan arahan serta
perencanaan lingkungan di mana anak belajar akan membawa anak pada cara belajar
yang salah atau proses belajar tidak akan terjadi. Ia mengisyaratkan bahwa
dalam proses pembelajaran, pendidik bertanggung jawab dalam membimbing dan
mengarahkan anak agar menjadi kreatif.
Dipostingkan oleh Deta Selawati
(A510130082)