Metode
Pembelajaran Role Playing (Bermain Peran)
Metode role playing adalah metode bermain peran dengan cara memberikan peran-peran tertentu atau serangkaian situasi-situasi belajar
kepada murid dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang
oleh guru dan didramatisasikan peran tersebut kedalam sebuah pentas.
Pada metode bermain peran, titik tekanannya terletak pada
keterlibatan emosional dan pengamatan indera kedalam suatu situasi-situasi
masalah yang secara nyata dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek
pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan
menjawab) bersama teman-temannya pada diri murid (Departemen Pendidikan
Nasional, 2002). Melalui bermain peran
(role playing), para siswa mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan
cara memperagakan dan mendiskusikan sehingga secara bersama-sama siswa dapat
mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Dilihat dari dimensi pribadi, metode ini berusaha membantu siswa menemukan
makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya.
Langkah-langkah metode role playing adalah sebagai berikut:
1. Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Menunjuk
beberapa murid untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum
pelaksanaan pembelajaran.
3. Pembentukan
kelompok
4. Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Memanggil
siswa untuk melakukan skenario yang telah dipelajari sebelumnya.
6. Masing-masing
siswa berada
di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan,
masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas atau memberi
penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan
hasil kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10. Evaluasi.
11. Penutup.
Keunggulan
metode role playing adalah sebagai berikut:
1.
Dapat berkesan dengan kuat dan tahan
lama dalam ingatan siswa sekaligus menjadi pengalaman yang menyenangkan yang
sulit untuk dilupakan.
2.
Sangat menarik bagi siswa, sehingga
memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias sehingga siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran.
3. Membangkitkan
semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan.
4. Siswa
dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses
belajar.
5. Dapat
mengajarkan siswa untuk berempati dan memahami suatu hal melalui berbagai sudut
pandang.
Kelemahan
metode role playing adalah sebagai berikut:
1.
Tidak semua materi pembelajaran dapat
disajikan melalui metode ini.
2.
Bermain peran memakan banyak waktu.
3.
Siswa sering mengalami kesulitan untuk
memerankan peran secara baik khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak
ditugasi dengan baik.
4.
Jika siswa tidak dipersiapkan dengan
baik ada kemungkinan tidak akan melakukan secara sungguh-sungguh.
5.
Bermain peran tidak akan berjalan dengan
baik jika suasana kelas tidak mendukung.
Diposting oleh: Ana Zumratus Sa'adah (A510130272)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar